Home

Temukan Informasi Terkini dan Terpercaya di PojokKota.com: Menyajikan Berita dari Sudut Pandang yang Berbeda, Menyajikan Berita Terkini Tanpa Basa-basi! www.pojokkota.com

Boikot Ide Nasionalisme, Jalan Pembuka Persatuan Umat

 


Oleh: Fita Rahmania., S. Keb., Bd.


Perang terus berkecamuk di bumi Syam. Tentara Zionis Yahudi tidak henti-hentinya menyerang rakyat Palestina. Entah sudah berapa ratus bahkan ribu bom dan peluru menghujani wilayah Gaza setiap harinya. Entah sudah berapa banyak pula jiwa yang syahid serta bangunan yang hancur dalam masa peperangan ini.


Sejak meletus tanggal 7 Oktober 2023, pandangan mata dunia tertuju pada tanah suci Palestina. Kaum muslimin dari berbagai negara marah dan mengecam kekejian yang dilakukan tentara Zionis Yahudi. Mereka berbondong-bondong melakukan aksi protes, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media sosial. Bahkan tidak sedikit pula yang menggalang bantuan untuk disalurkan ke warga Gaza.


Namun, beribu hujatan belum membuat Zionis Yahudi goyah. Berton-ton bantuan makanan dan alat medis dikabarkan masih kesulitan masuk akibat blokade yang dilakukan oleh tentara penjajah itu. Direktur Eksekutif WFP (World Food Program) Cindy McCain dalam laman kantor berita Palestina, WAFA, Jumat (17/11/2023) mengungkapkan hanya sepuluh persen bantuan makanan yang bisa masuk ke Gaza sejak awal agresi Israel dan hampir seluruh warga Gaza kini mengalami kelaparan.


Kaum muslimin di Indonesia pun tak ingin tinggal diam. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengumumkan seruan boikot produk Israel melalui mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023, berisi tentang Hukum Dukungan terhadap Palestina sebagai wujud penolakan terhadap penjajahan di sana. Khalayak menyambut baik fatwa tersebut. Masyarakat muslim secara serentak menjauhi produk-produk yang berafiliasi dengan Zionis dan sekutunya, seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, India, dan lainnya.


Boikot sejatinya merupakan salah satu senjata ekonomi yang digunakan untuk menekan lawan agar tidak menjual atau membeli barang dari negara atau pihak yang diboikot. Boikot produk ini akan lebih efektif jika tidak hanya dilakukan individu per individu saja, tetapi perlu ranah negara yang secara tegas menerapkannya. Namun sangat disayangkan, negeri ini masih terikat kerjasama antarnegara dengan negara Zionis beserta negara di belakangnya.


Oleh sebab itu, umat perlu mengambil sikap lain selain boikot produk (barang). Sikap yang lebih utama dan ditunggu-tunggu oleh saudara muslim di Palestina yakni memboikot ide-ide yang nyata-nyata berasal dari Barat. Salah satu ide yang berkaitan langsung dengan upaya penghentian penjajahan di Palestina adalah Nasionalisme. Karena ide inilah kaum muslimin tidak berdaya menolong saudaranya sendiri!

Nasionalisme dapat diartikan sebagai paham kebangsaan yang memiliki arti semangat dan kesadaran cinta terhadap tanah air, memelihara kehormatan bangsa, memiliki kebanggaan sebagai penduduk bangsa, serta memiliki rasa solidaritas terhadap sesama bangsa dan negara. (fahum.umsu.ac.id, 20/11/2023)


Sejak masa kejayaan Islam berakhir satu abad yang lalu, kaum muslimin terpecah-pecah menjadi negara-negara kecil. Kaum kafir Barat menamakannya Nation State (Negara Bangsa). Tiada lagi persatuan dan kesatuan sebagaimana ketika Islam memimpin yang wilayahnya mencapai dua per tiga dunia.


Baginda Rasulullah Saw. sudah menggambarkan keadaan kaum muslimin hari ini. Beliau bersabda, "Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.Seseorang berkata, "Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?" Beliau bersabda, "Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn." Seseorang bertanya, "Apakah wahn itu?" Beliau menjawab, "Cinta dunia dan takut mati," (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud)


Kaum muslimin dipaksa untuk mengambil ide nasionalisme demi melanggengkan kepentingan Barat. Sehingga tidak ada langkah lain yang harus diambil selain mencabut ide semacam ini sampai ke akar-akarnya dari benak kaum muslimin dan kembali pada pemikiran Islam. Hanya dengan Ideologi Islam dapat menyatukan kaum muslimin dalam naungan Khilafah Islamiyyah yang akan melindungi umat muslim dari segala bentuk penjajahan kaum kafir.

Posting Komentar

0 Komentar