Home

Temukan Informasi Terkini dan Terpercaya di PojokKota.com: Menyajikan Berita dari Sudut Pandang yang Berbeda, Menyajikan Berita Terkini Tanpa Basa-basi! www.pojokkota.com

DIALOGIKA OUTLOOK 2023

"Perlu diagnosa yang benar dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh bangsa ini", ujar Bung Rizqy yang disampaikan dalam DIALOGIKA (Dialog Intelektual Kampus) oleh GEMA Pembebasan Kota Surabaya. Acara ini dihadiri oleh narasumber, yaitu Isman Panua (Presma BEM STAIL Kabinet Inklusif) dan M. Rizqy Aminullah (PW GEMA Pembebasan Jawa Timur).

Sebagai pengantar, Bung Isman menyampaikan bahwa mahasiswa dihadapkan tantangan, baik dari keluarga maupun dari kampus. Tuntutan keluarga yang berharap lancar dalam perkuliahan dan sukses setelah lulus. Adapun tantangan dari kampus, yakni semakin beratnya beban yang diberikan kepada mahasiswa dalam mengejar rangking dunia. Hal ini pada satu sisi membawa dampak yang baik dalam hidup mahasiswa. Yakni, mahasiswa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya dan menjadi pembelajaran di masa yang mendatang. Harapan sebagai nafas bagi mahasiswa juga turut memproses mahasiswa menjadi lebih baik kualitas hidupnya. Terutama harapan dari keluarga yang membuat semangat belajar setiap hari. Yang besar yakni menjadi harapan bangsa yang dapat membuat bangsa ini menjadi bangsa yang besar, dimulai dengan sikap mahasiswa yang tidak menjadi penghambat perubahan. 

Selanjutnya, Bung Rizqy mengawali dengan menyatakan bahwa suatu negara disebut baik ialah jika mampu mengelola dan mengurus segala sumber daya dalam negeri, baik dari hulu hingga ke hilir. Disampaikan contoh bahwa penyebab kopi mahal ialah pengepul yang membeli terlalu murah kepada petani, namun menjual dengan harga yang sangat mahal kepada konsumen. Ini satu contoh pada bidang ekonomi. Masalah lain dalam bidang ini ialah negara terlalu mengandalkan impor. Hal-hal yang remeh harus dipenuhi dari luar negeri, maupun hal yang sejatinya tidak perlu impor, seperti minyak dan listrik yang negeri kita mampu memproduksinya namun karena tidak menguasai hulu hingga hilir maka kebutuhan dalam negeri harus bergantung pada impor. Oleh karena itu, menguasai dari hulu ke hilir ialah solusi dalam mengatasi problematika yang dihadapi. Infrastruktur dan suprastruktur juga perlu dibangun dengan memperhatikan pembangunan berkelanjutan. Kemudian juga menilik pada bidang pendidikan, apakah sudah sesuai dengan tujuan diadakannya pendidikan? Melihat kondisi pelajar sekarang sepertinya masih sangat jauh dari tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Setelah itu, dilanjut dengan sesi respon audiens. Wapres BEM STAIL Bung Umam menyatakan bahwa keadaan sekarang banyak kekurangan, kemudian langkah yang penting ialah solusi apa untuk melengkapi kekurangan itu dan bagaimana menyadarkan umat atas masalah yang dirasakan namun tidak sadar, itu merupakan masalah.  

Bung Kiki Hamdani selaku Mensoshum BEM STAIL Kabinet Inklusif melanjutkan. Bung Kiki menyampaikan bahwa perlu adanya refleksi atas apa yang telah dilalui sebagai kilas balik. Pasa sisi politik, apakah pemilu terakhir sudah berjalan secara baik? Bagaimana agar terjadi pemilu yang sehat? Harapan yang dirasa masih menjadi PR bersama ialah penguatan hukum dan keadilan sosial yang dirasa pemerintah masih gagal dalam mewujudkannya. Pembangunan infrastruktur harus juga melalui kajian yang mendalam dan komprehensif. 

Bung Isman juga menyampaikan responnya bahwa langkah dalam melengkapi kekurangan, yakni dengan melalui masalah itu. Sebab, dengan menyelesaikan masalah kita mampu belajar dalam menghadapi masalah. Mengenai kebijakan publik maka pemerintah harus mampu memprediksi atas apa yang akan terjadi entah itu baik maupun buruk di masa depan. Untuk itu, mewujudkan kepemimpinan ialah kunci utama dalam menyelesaikan masalah. 

Bung Rizky juga menambahkan bahwa diagnosa masalah itu perlu dilakukan secara mendalam. Ini hari, Indonesia menghadapi masalah di segala lini. Pada lini perikanan, para tengkulak membeli dari pengepul dengan harga yang sangat murah. Pada lini pendidikan, apresiasi pada guru sangat rendah, hal ini membuat kualitas pendidikan yang menurun sebab guru harus memikirkan hal lain untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dengan masalah yang rumit ini, Islam tak pernah menjadi opsi atas problematika yang ada. Islam direduksi hanya sebagai agama yang mengatur pribadi, tidak mengatur cara hidup sebuah peradaban. 

Berikutnya, audiens lanjut merespon. Bung Fiko sebagai mahasiswa Uinsa menyampaikan bahwa muncul resesi karena keadaan dunia yang sedang kacau, salah satu pemicunya yakni perang Rusia-Ukraina yang membuat oligarki batubara semakin kaya. 

Bung Hanif dari mahasiswa Unej juga menyampaikan bahwa saat ini kekuasaan oligarki semakin mengakar ke lini unit kegiatan mahasiswa. 

Bung Nabil dari mahasiswa Unesa menyampaikan bahwa UKT yang mahal menjadi momok yang besar bagi mahasiswa. Penyebabnya ialah status PTN-BH yang meniscayakan suatu kampus mengelola dananya sendiri, termasuk penerimaan dana. 

Cak Wachid dari mahasiswa Unair menyampaikan bahwa budaya yang ada pada mahasiswa sekarang berbeda dengan mahasiswa pada masa kemerdekaan. Budaya kritis terhadap kebijakan yang salah, kurang menjamur pada pergerakan mahasiswa. Kehidupan pemuda sekarang jauh dari kesadaran terhadap permasalahan yang ada di sekitar hidupnya. Konsentrasi pemuda berkutat pada hal hal kecil yang remeh. Hal yang menjadi penting agar masalah ini terselesaikan ialah memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa tujuan hidup itu harus sesuai dengan Islam, agama yang diridhai Allah. 

Acara diakhiri dengan pemberian closing statement oleh para pemantik. Bung Isman menyampaikan bahwa perlu suatu gerakan yang menggebrak pemikiran umat untuk menyebarkan ide-ide kebaikan. 

Bung Rizqy menimpali bahwa pada taraf pemimpin perlu ada langkah yang strategis dalam menangani masalah yang dihadapi. Islam sebagai solusi sudah terbukti membawa maslahat bagi peradaban yang memajukan kehidupan. Sedangkan, sistem kapitalisme yang berdasar pada asas manfaat atau utilitarianisme membawa suatu peradaban menuju kehancuran. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang komprehensif yang dapat menyelesaikan masalah secara keseluruhan. Islam menawarkan syariatnya sebagai petunjuk bagi manusia agar dapat menghadapi masalah dan menyelesaikanya. 

Setelah itu acara ditutup dengan berfoto bersama antara pemantik dan peserta diskusi. Akhirnya, sampailah pada kesimpulan bahwa masalah yang ada pada hari ini bersifat menyeluruh dan sistemik. Seluruh masalah yang ada pada sendi kehidupan saling terkait satu dengan yang lain. Oleh karena itu, diperlukan pula solusi paripurna yang bersifat sistemik yang dapat menyelesaikan masalah dan dapat mewujudkan rahmat, yaitu diterapkannya syariat Islam secara kaffah.  [Akbar]




Posting Komentar

0 Komentar