Home

Temukan Informasi Terkini dan Terpercaya di PojokKota.com: Menyajikan Berita dari Sudut Pandang yang Berbeda, Menyajikan Berita Terkini Tanpa Basa-basi! www.pojokkota.com

Khilafah Solusi Tuntas Konflik Palestina Israel

 


Oleh : Esnaini Sholikhah,S.Pd

(Penulis dan Pengamat Kebijakan Sosial)


Palestina kembali membara, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sebanyak 232 warga tewas dan lebih dari 1.600 orang terluka setelah Israel melancarkan serangan udara ke wilayah tersebut. Eskalasi konflik Palestina Israel mengalami peningkatan. Israel mengklaim serangan yang mereka lakukan sebagai balasan terhadap tembakan roket kelompok Hamas yang dilakukan secara mendadak pada Sabtu (7-10-2023) waktu setempat. Mengutip Katadata (8/10/2023), berdasarkan laporan media lokal Palestina, WAFA, serangan roket Israel telah menghancurkan sebuah lokasi di kawasan Ansar sebelah barat Kota Gaza dan merusak bangunan tempat tinggal di sekitarnya. 


Pesawat tempur Israel juga menargetkan personel medis di Gaza dan sebuah ambulans di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis. Pasukan Israel juga menyerang Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia di Gaza utara. Militer Israel juga menembakkan puluhan roket ke lahan pertanian di Gaza dan merusak rumah-rumah di sekitarnya. Serangan Palestina dianggap sebagai pemicu, padahal sebenarnya adalah bentuk balasan atas kekejaman Israel selama bertahun-tahun. Serangan demi serangan yang dilakukan ini pun menjadi pemandangan yang menakutkan dan membuat cemas di wilayah tersebut. 


Kondisi di Kota Gaza makin parah sejak tidak ada lagi aliran listrik untuk warga yang tinggal di kota tersebut. Warga pun terpaksa harus melewati malam dengan gelap gulita tanpa penerangan, namun warga juga harus mewaspadai setiap serangan udara dari Israel. Dan parahnya kini Israel kini dikabarkan juga telah memblokir semua pasokan bahan bakar serta obat-obatan untuk memasuki wilayah kota tersebut. (wartakota.tribunnews,13/10/2023) 


Dilansir dari Kompas TV, sementara itu Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada Rabu (11/10/2023) mengabarkan telah terjadi gangguan layanan kesehatan di seluruh Jalur Gaza, lantaran rumah sakit kehabisan tempat tidur untuk menampung korban luka akibat bombardir Israel. "Rumah sakit kehabisan tempat tidur. Korban luka dan pasien terbaring di lantai akibat serangan Israel yang semakin brutal," kata Kementerian. 


Pejuang Hamas melancarkan the Operation Al-Aqsa Flood terhadap penjajah Yahudi pada 7 Oktober lalu. Sejauh ini serangan tersebut merupakan serangan terbesar yang pernah dilancarkan Hamas ke wilayah Israel. Sedikitnya 189 tentara Israel dan 41 polisi tewas dalam serangan tersebut. Pakar hubungan internasional Dr. Hasbi Aswar menilai, serangan Hamas terhadap Israel ini merupakan simbol perlawanan bangsa Palestina. “Hamas hanya simbol saja. Ini perlawanan bangsa atau masyarakat Palestina terhadap penjajahan Yahudi yang mereka derita selama berpuluh-puluh tahun. Jutaan orang meninggal, rumah mereka dirampas hingga harus meninggalkan rumahnya sendiri,” tuturnya kepada MNews, Kamis (12-10-2023).


Namun tidak sedikit media yang seolah-olah ingin memberi pesan bahwa konflik Palestina merupakan konflik biasa, bukan kejahatan perang. Padahal, organisasi Human Rights Watch (HRW) telah menyampaikan hasil penyelidikan terhadap serangan Israel pada Palestina. 


Rakyat Palestina, tidak punya cara lain untuk menyampaikan kepada dunia bahwa mereka butuh pertolongan, kecuali harus menyerang dulu sehingga dunia bereaksi. Bagi rakyat Palestina jika diperangi dan tidak punya cara untuk memperjuangkan keadilan, dan karena tidak ada yang peduli, maka tidak ada solusi lain, kecuali melawan. Langkah Palestina akhirnya membuka mata dunia, dukungan masyarakat internasional terhadap rakyat Palestina semakin besar. Kekuatan itu tidak hanya datang dari dunia Islam, tapi juga dari Eropa, Asia, dan seterusnya. 


Jika kita meninjau akar masalah Palestina, bermula dari gerakan zionis Yahudi yang disupport oleh negara-negara besar. Yahudi menduduki Pelestina, mengusir orang-orang Palestina dengan mengatasnamakan sejarah, padahal sejarah itu hanya legitimasi saja. Yang mereka inginkan adalah tinggal di Palestina demi kepentingan negara-negara besar. Israel sendiri sebenarnya tidak memiliki kekuatan apa-apa, seandainya tidak disupport oleh Amerika, NATO, dan sekutunya yang menyuplai senjata, teknologi, dan uang tanpa batas.


Kekuatan Israel berada pada negara-negara besar yang membackupnya. Di samping itu negara-negara Arab juga tunduk kepada kekuatan Barat. Ini yang membuat Israel masih bisa tetap langgeng hingga hari ini. Jadi, ini masalah kepentingan politik negara-negara Barat yang sengaja menciptakan instablitas di Timur Tengah dengan menanamkan Yahudi di wilayah itu. Dari berbagai sumber referensi, pada awalnya jumlah penduduk Palestina mayoritas, namun sekarang yang dominan di Palestina adalah Israel, dan sampai kapan pun Israel tidak mungkin membagi dua wilayah ke dalam wilayah Israel dan Palestina.


Israel sangat paham, Palestina tidak mungkin mau membagi negara miliknya kepada Yahudi yang menjajahnya. Yahudi pun mustahil mau melakukan itu karena Israel maunya menguasai Palestina. Faktanya, hari ini Israel yang disupport oleh negara-negara besar, berkuasa atas Palestina. Dengan kekuatan persenjataan dan teknologi yang dimiliki Israel saat ini, Hamas tidak bisa mengalahkan Israel. Dunia Islam pun tidak membantu Palestina, tetapi tunduk pada arahan Barat. Maka, tidak ada solusi lain, kecuali umat Islam bersatu dengan memperkuat diri dengan kekuatan militer yang tangguh, kekuatan ekonomi yang tangguh, yang bisa menandingi kekuatan super power yang ada di belakang Israel. Syaratnya, kaum muslimin harus independen seperti di masa lalu pada saat umat Islam menjadi negara independen dan menjadi super power.


Bagi kaum muslim Palestina adalah tanah kharajiyah yang diperoleh dengan darah dan air mata kaum muslim. Selamanya akan menjadi milik kaum muslim. Sementara itu, Israel hanyalah entitas parasit yang menumpang hidup di Palestina. Keberadaannya sebagai negara dipaksakan oleh Barat. Menghadapi Israel bukanlah dengan diplomasi atau duduk manis berdiskusi. Israel hanya bisa dibasmi dengan memeranginya. Masalah Palestina adalah masalah kaum muslim. Tidak boleh ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain, apalagi kepada perampok dan penjajah seperti Israel. Oleh karena itu, sikap seharusnya terhadap Israel yang telah merampas tanah Palestina adalah sebagaimana yang telah Allah SWT perintahkan, yakni perangi dan usir! 


Demikian sebagaimana firman-Nya, “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum mukmin.” (TQS At-Taubah [9]: 14).


Konflik Palestina Israel tak mungkin dapat terselesaikan selama umat Islam belum memiliki institusi negara yang disebut Khilafah. Hanya Khilafah yang mampu mengusir Israel dari bumi Palestina karena tanah Palestina milik umat Islam. Karena Khalifah (pemimpin kaum muslimin) akan menyerukan jihad dan memerangi musuh musuh Islam. Maka hanya dengan instutusi Negara Khilafah solusi tunggal dan fundamental untuk Palestina dan negeri muslim lainnya yang masih terjajah. Wallahu a’lam bisshowab.

Posting Komentar

0 Komentar