Home

Temukan Informasi Terkini dan Terpercaya di PojokKota.com: Menyajikan Berita dari Sudut Pandang yang Berbeda, Menyajikan Berita Terkini Tanpa Basa-basi! www.pojokkota.com

Proyek Kereta Cepat Surabaya, Untuk Siapa?

 


Oleh : Esnaini Sholikhah,S.Pd

(Penulis dan Pengamat Kebijakan Sosial)


Tak lama setelah Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh diresmikan pengoperasiannya, Presiden Jokowi bakal ke China guna membicarakan kelanjutan kereta cepat itu sampai ke Surabaya. Menteri BUMN Erick Thohir, mengungkapkan selain membahas proyek kereta cepat, kunjungan Jokowi ke China juga akan membahas kerjasama percepatan energi terbarukan, infrastruktur, serta perdagangan. (kumparan bisnis. Sabtu, 14/10/2023)


Erick menuturkan untuk menjadi negara maju, Indonesia harus membangun infrastruktur baik itu kereta api, jalan tol, pelabuhan, maupun bandara yang membutuhkan waktu hingga 8-10 tahun. PT. INKA (Persero) berencana menggarap kereta cepat untuk proyek Whoosh relasi Jakarta-Surabaya. Kesempatan ini diberikan Erick kepada PT. INKA karena, mereka telah berhasil memproduksi rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek. Ia memastikan Pemerintah memberikan kesempatan bagi INKA dengan tetap mengutamakan unsur keselamatan, dikarenakan hasil produk LRT Jabodebek masih menuai protes.


PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberikan promo harga tiket kereta cepat Jakarta Bandung dengan harga Rp150.000 untuk kelas premium ekonomi, untuk keberangkatan 18 Oktober-30 November 2023, sedangkan untuk tanggal 18 Oktober 2023 tiket dijual dengan harga 300.000 untuk sekali perjalanan. Akan ada 14 perjalanan kereta cepat Jakarta Bandung (Whoosh) setiap harinya. Yakni tujuh perjalanan dari stasiun Halim menuju Bandung dan tujuh perjalanan dari stasiun Tegal luar menuju Jakarta. 


Proyek Kereta Cepat Jakarta Surabaya alias KCJS direncanakan akan diluncurkan Pemerintah mulai 2024 mendatang. Sebuah langkah yang sangat berani dari Pemerintah di tengah banyaknya ketersediaan berbagai sarana transportasi dari arah Surabaya. Seharusnya Pemerintah berpikir ulang dalam merealisasikan proyek ini. Karena banyak diketahui bahwa masyarakat saat ini jarang bepergian. Hal ini dikarenakan, perekonomian sedang lesu bagi sebagian masyarakat. Menurut mereka jauh lebih penting memenuhi kebutuhan pokok dibandingkan bepergian. 


Melihat dari harga yang ada, konsumen yang memanfaatkan layanan KA cepat, sudah pasti orang-orang yang memiliki uang berlebih, pengusaha kaya, dan ekspatriat saja. Namun bagi rakyat biasa yang terdiri dari petani, pekerja pabrik dan golongan menengah ke bawah, tidak akan menggunakan fasilitas tersebut. Tentunya hal ini seolah memperlihatkan pada kita, bahwa penguasa semakin mempermudah sarana yang dibutuhkan oleh para konglomerat.


Di tengah himpitan ekonomi yang kian sulit, harusnya Pemerintah lebih mengutamakan kesejahteraan rakyat dan membangun infrastruktur yang lebih dibutuhkan oleh rakyat, semisal jembatan yang putus dibeberapa wilayah Indonesia, sekolah sekolah yang tiangnya roboh di pedalaman Indonesia, dan lain lain. Dengan terburu-burunya pembangunan KA cepat ini, hal ini memperlihatkan Pemerintah terkesan tidak peduli pada kondisi rakyat.


Inilah akibat diterapkannya sistem kapitalisme, sistem ini bertujuan mencapai profit tertinggi, dengan modal yang serendah-rendahnya. Pun pelaksanaan pembangunan di suatu negara penganut kapitalisme akan menggunakan format untung rugi terhadap rakyatnya. Akibatnya, berjalannya sebuah proyek pembangunan demi kepentingan publik, kesemuanya itu akan dikenakan tarif dalam rangka berbisnis.


Sangat berbeda pembangunan dalam sistem Islam. Pembanguan dalam Islam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, bukan melayani kebutuhan pribadi atau golongan. Islam memiliki mekanisme untuk menjamin keberlangsungan pembangunan secara kontinyu dan memperhatikan seluruh individu rakyat.


Pengelolaan pembangunan dalam sistem Islam akan mengatur pembangunan infrastruktur dengan mengutamakan skala prioritas. Jika suatu infrastruktur tidak urgen bagi rakyatnya, maka pembangunan bisa ditunda dan akan mendahulukan infrastruktur yang benar-benar dibutuhkan oleh rakyat. Sebagai contoh pembangunan infrastruktur jalan di daerah terpencil atau pedesaan, guna memudahkan transportasi masyarakat di daerah tersebut. Pembangunan jalan ataupun jembatan akan dilakukan dengan material yang berkualitas prima. Selain itu Pemerintah juga menyediakan sarana transportasi umum yang memadai, sehingga memudahkan mobilitas masyarakat dan meminimalkan bahaya (dharar) bagi masyarakat yang menggunakan fasilitas umum tersebut.


Dalam melaksanakan pembangunan atau infrastruktur, Negara Islam akan menggunakan semua sumber daya alam yang dimilikinya atau mengambil dari kas Baitul Mal. Jadi tidak ada cerita Negara akan berhutang atau kerjasama dengan pihak asing, yang justru dengan kerjasama tersebut, akan menjadikan negara tidak bisa mandiri. Karena Negara yang memberi piutang sudah tentu akan mengatur kebijakan di negara yang berhutang. Demikianlah, pembangunan dalam Islam, pembangunan bertujuan untuk mengurusi urusan umat, dan menutup berbagai celah bisnis terhadap layanan publik. Wallahu a'lam bishowab.

Posting Komentar

0 Komentar