Home

Temukan Informasi Terkini dan Terpercaya di PojokKota.com: Menyajikan Berita dari Sudut Pandang yang Berbeda, Menyajikan Berita Terkini Tanpa Basa-basi! www.pojokkota.com

ULAMA TAK SEHARUSNYA MEMBELA PENGUASA DZALIM

 

Oleh AB LATIF:

Peringatan bagi para ulama yang mengkriminalisasi ajaran Islam, ulama yang anti syariah dan khilafah, ulama yang kerap menfitnah para pengemban dakwah, ulama yang menjadi anjing penguasa untuk melegalkan kebijakannya. Ada kisah menarik dari seorang ulama yang mencintai dunia dan menjadi bagian dari penguasa dzalim yang kemudian Allah memanjangkan lidahnya seperti anjing, yaitu Bal’am bin Ba’ura.


Bal’am bin Ba’ura, adalah seorang ulama dari kalangan Bani Israil yang hidup di zaman Nabi Musa AS. Beliau dikaruniai ilmu, dan berbagai kelebihan lainnya, sehingga setiap doanya selalu diijabah Allah SWT. Suatu ketika Nabi Musa AS. dan rombongannya melakukan perjalanan dari Mesir. Beliau singgah di tanah Bani Kan’an, tempat Bal’am tinggal.


Melihat kedatangan Nabi Musa AS bersama orang-orang saleh lainnya, penguasa dan beberapa orang pemuka kabilah merasa terancam kedudukannya. Mereka meminta Bal’am agar mendoakan agar Nabi Musa dan pengikutnya binasa. Mereka berkata: ”Wahai Bal’am, Musa bin Imran telah hadir di tengah Bani Israil. Kami khawatir kalau mereka akan mengusir kami. Sesungguhnya kami adalah kaummu, dan engkau adalah orang yang terkabul doanya”. Maka keluarlah Bal’am dan berdoa kepada Allah SWT. agar menimpakan keburukan kepada mereka”.


Pada awalnya Bal’am menolak. Beliau menyadari, bahwa Nabi Musa adalah utusan Allah SWT. yang berada di jalan kebenaran. Karena itu, tak mungkin baginya memusuhi Nabi Musa dan pengikutnya. Bal’am berkata: ”Celakalah kalian! Nabi Allah itu dijaga oleh para malaikat dan orang-orang beriman. Bagaimana mungkin aku mendoakan keburukan atas mereka, sedangkan kelebihan yang aku miliki ini juga dari Allah SWT ?. Jika aku berdoa kepada Allah SWT. supaya menolak Musa beserta orang-orang yang menyertainya, niscaya lenyaplah dunia dan akhiratku”.


Tetapi, karena bujuk rayuan sang penguasa/rezim yang akan memberikan harta dan kedudukan padanya, istrinya pun goyah dan meminta agar Bal’am menerima tawaran tersebut. Akhirnya iman Bal’am pun ikut goyah dan tak kuasa menolaknya. Akhirnya Bal’am bin Ba’ura pun bergabung bersama penguasa dzalim. Sehingga Allah SWT. mencabut semua kemuliaan yang ada padanya.


Bal’am kemudian menaiki keledainya menuju bukit Husban, dari sana ia dapat melihat Nabi Musa dan pengikutnya. Baru berjalan beberapa langkah, keledainya pun menderu, tak mau jalan. Bal’ampun turun dan memukulnya. Awalnya keledai itu tak mau jalan. Tetapi karena dipukul keras, keledai itupun berdiri. Baru berjalan beberapa langkah, keledai itupun berhenti, lalu dipukulnya kembali hingga berdiri.


Selanjutnya, keledai itu terus menolak tak mau jalan. Ketika ia kembali menyiksa keledainya, maka Allah SWT. mengizinkan keledai tersebut berbicara padanya. Keledai itu berkata: ”Celaka engkau, wahai Bal’am! Kemana engkau hendak pergi? Tidakkah engkau melihat para malaikat di hadapanku menolak ? Apakah engkau hendak pergi kepada Nabi Allah dan kaum mukminin untuk mendoakan keburukan kepada mereka?”.


Namun Bal’am yang sudah bergabung dengan penguasa dzalim itu, tak peduli dan terus memukulnya. Allah SWT. membiarkan keledai itu berjalan hingga sampailah di hadapan Nabi Musa AS dan Bani Israil. Kemudian Bal’am pun mulai mendoakan keburukan kepada Nabi Musa AS dan para pengikutnya.


Tetapi tidaklah ia mendoakan keburukan kepada mereka, melainkan Allah SWT. memalingkan lisannya, sehingga mendoakan keburukan kepada kaumnya. Tidaklah ia mendoakan kebaikan kepada kaumnya melainkan Allah SWT. Memalingkan lisannya, sehingga mendoakan kebaikan kepada Nabi Musa dan Bani Israil.


Melihat Doanya yang terbalik, kaumnyapun langsung protes: ”Wahai Bal’am, Apakah engkau tahu apa yang engkau lakukan? Engkau hanyalah mendoakan kebaikan kepada mereka dan mendoakan keburukan kepada kami?” Ia menjawab: ”Inilah yang tidak aku kuasai. Ini sesuatu yang telah Allah SWT. tentukan”. Kemudian lidahnya menjulur sampai ke dadanya, lalu ia mengatakan: ”Sekarang telah hilang dariku dunia dan Akhirat. Tidak tersisa lagi selain makar dan tipu daya, maka aku akan membuat makar dan tipu daya untuk kalian”.


Dan akhirnya Allah SWT, menurunkan berbagai macam bencana, serta penyakit menular yang menewaskan lebih dari 70.000 orang. Dan menjadikan lidah Bal’am menjulur seperti seekor anjing. Begitulah kemurkaan Allah SWT terhadap penguasa dzalim dan ulama yang rela menjual agamanya demi harta dan kedudukannya. Allah SWT menghinakan mereka seperti seekor anjing yang setia kepada majikannya. Begitulah nasib ulama yang rela menjual agamanya, demi harta, jabatan, dan orang-orang yang membayarnya. Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi para ulama kita hari ini.

Posting Komentar

0 Komentar