PKAD—Mengomentari terkait konfilk di Kazakhstan, Kontributor Media Umat Rif'an Wahyudi menyampaikan pesimis kondisi perpolitikan Kazakhstan bisa menjadi inspirasi perubahan politik di Indonesia, dalam Insight Ke-125 Pusat Kajian dan Analisa Data (PKAD) : Di Balik Gejolak Kazakhstan : Pemantik Panas Revolusi Dunia Islam (Senin, 10/01/21) di YouTube Pusat Kajian dan Analisa Data.
"Pandangan saya agak pesimis, jika kondisi perpolitikan Kazakhstan bisa mempengaruhi peta politik di Indonesia karena kondisi perpolitikan di Indonesia masih tidak sehat dan adanya cengkraman oligarki yang begitu kuat," paparnya.
Selain itu menurut Rif'an, kondisi media sebagai alat perubahan juga tidak begitu berpengaruh di Indonesia karena pihak otoritas pemerintahan Indonesia membatasi daya panggil berita tersebut.
"Seperti Afganistan dahulu ada pembatasan dari otoritas dengan adanya talibanisme, apalagi ini dengan Kazakhstan yang tidak memiliki hubungan historis,"jelasnya.
Lebih lanjut Rif'an menuturkan, walauoun sumber permasalahan di Kazakhstan sama dengan di Indonesia yaitu krisis LPG tapi kondisi perpolitikan di Indonesia yang tidak sehat tadi, untuk bersuara juga dikekang oleh UU ITE sehingga keberanian itu belum ada.
"Perlu ada kekuatan yang lebih besar kalau ingin terjadi perubahan di Indonesia, mengingat Indonesia masih dibawah kontrol Amerika serikat, terbukti OBOR-nya bisa dengan mudah diputus oleh AS hanya dengan kedatangan menteri AS," ujarnya.
Diakhir tanggapannya Rif'an berharap ada gerakan ideologis yang memberikan kompas atau arah perubahan secara kekuatan yang real berupa kekuatan opini dan massa dan itu keniscayaan yang dibutuhkan.
"Media itu sebenarnya disuport oleh sistem tapi bisa dimanfaatkan oleh para desainer perubahan politik, asal ada kerja keras, kerja cerdas dan ikhlas dari para aktivitis perubahan bersama-sama dengan berbagai elemen baik dari ulama, media dan aktivitis mahasiswa," tutupnya.
0 Komentar