Home

Temukan Informasi Terkini dan Terpercaya di PojokKota.com: Menyajikan Berita dari Sudut Pandang yang Berbeda, Menyajikan Berita Terkini Tanpa Basa-basi! www.pojokkota.com

DIALOGIKA: Kebijakan Energi di Bulan Kejahatan PKI

Dialogika di Teapical Cafe sekitar kampus Unair, pada Kamis, 29/9/2022, dengan tema pembahasan, Kebijakan Energi di Bulan Kejahatan PKI, cukup mengesankan. Ada beberapa perwakilan dari organisasi yang menjadi narasumber, hadir memberikan sudut pandang yang berbeda.

Pak Akif Rahmatillah, ST, MT, pengasuh PIKNIK, memberikan gambaran yang jelas dan sederhana akan masalah dan solusi bagi masyarakat Indonesia tentang BBM. Beliau menyampaikan, karena mobilitas masyarakat, pengiriman barang sangat mengandalkan kendaraan bermotor. Ketika harga BBM naik, secara langsung biaya akomodasi juga ikut naik.

Beliau menambahkan, negara juga masih kalah dengan ancaman sebuah perusahaan onderdil motor. Ketika diadakannya transportasi umum yang terhubung ke seluruh wilayah Indonesia dengan harga terjangkau, otomatis pengguna kendaraan bermotor akan beralih menuju kendaraan umum.

Mas Andi Faiz Naufal Zain, narasumber yang hadir mewakili UKMKI Unair, menebalkan apa yang disampaikan oleh Pak Akif, tentang kendaraan umum. Diberikan contoh, trayek bus Surabaya yang jarak tunggunya dari satu trayek ke trayek yang lain mencapai 60 menit. 

Sebelumnya, Mas Faiz memberi respon kurang sependapat tentang kenaikan harga BBM karena ditariknya subsidi dengan alasan tidak tepat sasaran. Menurutnya, jika ekonomi berasaskan pancasila ialah ekonomi kekeluargaan. Dengan adanya subsidi, negara hadir membersamai masyarakat. Kalau subsidi dicabut, malah memberi kesan kalau negara tersebut capitalism state.

Bung Ary Ibrahim selaku narasumber ketiga, perwakilan dari HMI Eksakta UMMU, memberika tiga poin pembahasan. Pertama, sejarah tindak tanduk PKI ketika masih ada di parlemen dan diakui oleh negara. Kedua, aspek politik, dan ketiga, ideologi.

Bung Ary Ibrahim mengomparasikan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum PKI dulu kepada Buya Hamka ketika di penjara dan pembubaran Masyumi yang diduga karena tekanan PKI. 

Bung Rizqy Aminullah, perwakilan dari GEMA Pembebasan Surabaya, memberikan analisis skenario tentang diamnya Amerika, di saat negara yang dianggap berideologikan komunisme, yakni Rusia dan China melakukan investasi besar. 

Bung Rizqy menyampaikan bahwa ada kemungkinan, setelah semua investasi jadi, pihak investor akan 'dikubur' oleh skenario yang dibangun dengan narasi kebencian terhadap komunisme.

Diskusi selama lebih kurang 120 menit ditutup dengan closing statement oleh tiga narasumber, dikarenakan Pak Akif tidak dapat mengikuti agenda diskusi sampai selesai.

Mas Faiz menutup dengan cara menginfluence orang agar mau sama-sama belajar dan mengangkat Islam sebagai arus utama dalam hidup. Dengan harapan, kedepannya perwakilan di anggota dewan memiliki keberpihakan terhadap agamanya.

Sedangkan Bung Ary Ibrahim menutup dengan menyampaikan sebuah anjuran agar dijelaskan kepada banyak orang tentang siapa sebenarnya musuh. Disebutkan oleh beliau, yaitu liberalisme, pluralisme, dan komunisme.

Bung Rizqy menutup dengan singkat, padat, dan tidak bertele-tele. Beliau mengutip dari sebuah jurnal yang menjadi buku berjudul Clash of Civilization, bahwa jebakan Barat dalam menguasai sebuah negara ialah melalui demokrasi, hutang, dan perang. Dengan adanya ketiga hal tersebut di sebuah negara, maka akan sulit negara itu dapat maju. [MRA]



Posting Komentar

0 Komentar