Oleh Hanif Krisntianto (Analis Politik dan Media)
Visi dan misi calon Gubernur Jatim menarik untuk ditelaah. Pencermatan secara mendalam menjadikan publik tahu arah pikir kebijakan. Terlebih untuk Cagub-Cawagub incumbent, Khofifah Indarparawansah dan Emil Dardak. Berikut visi dan misi yang bisa dikaji:
Visi
Bersama Jawa Timur maju yang adil, makmur, unggul, dan berkelanjutan menuju 'Indonesia Emas 2045'.
Misi
1. Jatim Sejahtera: Mempercepat pengentasan kemiskinan di desa dan kota melalui pendekatan lintas sektoral-spasial terpadu dengan memperkuat peran kaum perempuan dalam program pemberdayaan serta memprioritaskan warga miskin di kelompok rentan di antaranya difabel dan lansia melalui program bantuan dan perlindungan sosial berbasis data terpadu.
2. Jatim Kerja: Memperluas lapangan kerja yang berkualitas melalui peningkatan kewirausahaan baru (start-up) pengembangan ekonomi kreatif, iklim investasi, stabilitas ekonomi serta pengendalian harga kebutuhan pokok, dan penguasaan keterampilan abad 21 (21st century skills) yang berdaya saing.
3. Jatim Cerdas: Memperkuat kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pelayanan dan akses pendidikan untuk semua (education for all) yang berkualitas, merata, dan berkeadilan.
4. Jatim Sehat: Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan untuk semua (health for all) yang berkualitas, merata, mudah diakses dan berkeadilan, serta sinergis dengan perwujudan Universal Health Coverage (UHC).
5. Jatim Akses: Memperkuat konektivitas antar wilayah dan intra aglomerasi dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur lintas sektor serta transportasi yang berkualitas, modern, terpadu, dan berkeadilan.
6. Jatim Berkah Amanah: Memperkuat tata kelola pemerintahan yang efektif, berdaya guna, dan anti korupsi serta memperkuat kesalehan sosial masyarakat berdasarkan nilai-nilai keagamaan, budi pekerti luhur, dan berjiwa Pancasila.
7. Jatim Agro: Meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, nelayan dengan tata niaga yang berkeadilan, akses optimal kepada sarana produksi, pembiayaan, daya dukung infrastruktur pertanian untuk memperkuat posisi Jawa Timur sebagai penyangga ketahanan pangan nasional.
8. Jatim Harmoni: Menjaga terwujudnya masyarakat yang harmonis melalui pengembangan nilai-nilai toleransi, keadilan dalam keberagaman, pengarusutamaan gender, serta memajukan seni budaya dan prestasi olahraga.
9. Jatim Lestari: Menjaga kelestarian lingkungan hidup demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan selaras dengan daya dukung alam dan lingkungan, serta mendorong pengembangan ekonomi hijau dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan lintas sektoral.
Catatan Penting
Keyword dari visi ialah Indonesia Emas 2045. Visi tersebut sejalan dengan gagasan pemerintah. Artinya, Indonesia untuk menjadi negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur pada tahun 2045, saat Indonesia berusia 100 tahun merdeka. Visi ini didasarkan pada konstitusi yang menetapkan tujuan melindungi bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut memelihara ketertiban dunia.
Cakupan Indonesia Emas 2045 merupakan gagasan ideal. Komponen yang menyusun pun menyeluruh dan mendasar. Alhasil, visi itu pun diejawantahkan dalam 9 misi Khofifah-Emil. Jawa Timur, memiliki daya tarik untuk semua cakupan kesejahteraan. Memang masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diseesaikan. Sembilan misi ini bisa jadi kelanjutan dari pekerjaan Khofifah-Emil yang belum tuntas di periode pertama.
a) Kemiskinan Ekstrem
Kemiskinan ekstrim menjadi pokok masalah di setiap pemerintahan. Berdasarkan Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) per Maret 2024 tercatat, pada tahun 2020 kemiskinan ekstrem Jatim mencapai 4,40 persen atau 1.812.210 jiwa penduduk. Sementara per Maret 2024, kemiskinan ekstrem Jawa Timur berada di angka 0,66 persen atau 268.645 jiwa penduduk.
Pada Maret 2024, secara rata-rata rumah tangga miskin di Jawa Timur memiliki 4,24 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.273.157,-/rumah tangga miskin/bulan. Penurunan kemiskinan ekstrim memang masih terus bergulir. Masalah kemiskinan timbul ada yang sistemik karena pilihan ekonomi kapitalisme liberal. Ada pula karena memang keterbatasan fisik dan akses kepada sumber pendapatan ekonomi. Selama ini, angka kemiskinan turun bukan karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tapi bantalan sosial yang tinggi.
Jatim Sejaterah dan Jatim Kerja perwujudannya tidak hanya memaksimalkan potensi perempuan. Harusnya pemerintahan memaksimalkan potensi laki-laki juga sebagai kepala rumah tangga. Jangan sampai terjadi kesenjangan dan peran yang salah dalam pekerjaan. Begitupun tidak hanya bergantung pada investor, tapi pada kemandirian ekonomi yang pengelolaan sumber daya alam dikelola oleh penguasa untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
b) Pendidikan dan Kesehatan
Pendidikan dan sehat untuk semua harusnya pemerintah mewujudkan secara gratis. Hal ini karena amanat pemerintah mengurusi semua kebutuhan sandang, pangan, dan papan rakyat. Akses pendidikan dan kesehatan yang selama ini terhubung dengan pemerintah pusat masih penuh hitungan (bisnis). SDM ini menjadi mutlak diperhatikan agar rakyat pun mampu berdaya guna dan manfaat bagi kehidupan.
Pendidikan tinggi masih menjadi sorotan akibat imbas rencana kenaikan UKT. Jawa Timur memiliki kampus yang tersebar di kota besar seperti Surabaya, Malang, Jember, dan Madura. Ditambah kampus di daerah yang menopang pendidikan di sekitarnya. Akses pendidikan pun belum bisa dinikmati oleh semuanya. Rendahnya tingkat pendidikan menengah yang melanjutkan ke pendidikan tinggi pun rendah.
APBD Murni 2024 Dinas Pendidikan Jawa Timur (Tingkat SMA/SMK/MA) dapat alokasi anggaran sebesar 8.933.377.873.527. Sedangkan dalam P-APBD berubah menjadi 9.554.223.274.3993 atau bertambah 620.845.400.866. Meski bertambah, problem pendidikan juga pada pembinaan iman, akhlak, dan kepribadian siswa. Sangat disayangkan jika ada tindakan kriminal yang dilakukan oleh pelajar. Karenanya, paradigma pembentukan pendidikan perlu memfokuskan pada pendasaran pendidikan berbasis aqidah Islam. Tujuannya membentuk kepribadian yang khas berjalan di atas aturan yang benar. Pemerintah seharunya menggratiskan semua biaya pendidikan. Ini sebagai bentuk tanggung jawab.
Masalah kesehatan masih seputar stunting. Emil Dardak pernah menyatakan bahwa kondisi stunting di Provinsi Jawa Timur disebabkan multi faktor, seperti masalah kesehatan ibu, bayi, remaja, dan juga masih adanya perkawinan anak. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk melakukan pencegahan seperti sosialisasi yang dilakukan oleh PKK serta intervensi dini kepada remaja putri dengan peningkatan gizi. Pelayanan akses kesehatan juga menyentuh lapisan terbawah. Bahkan menembus wilayah yang terpencil, terpelosok, dan terdalam. Tantangan ke depan kesehatan menjadi fokus pada pelayananan rakyat.
Pemerintah juga wajib memenuhi akses kesehatan secara gratis. Pengurusan ini untuk menyelaraskan kesehatan SDM. Kesehatan untuk semua berarti tanpa membedakan latar belakang. Penyediaan fasilitas kesehatan juga mementingkan ketersediaan tenaga kesehatan yang merata, kesiapan penampungan pasien, dan penyiapan gaya hidup sehat.
c) Koneksi Antar Wilayah
Masalah transportasi beriringan dengan macet. Perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya menjadi titik tekan untuk kemudahan perpindahan. Semenjak biaya BBM naik dan ketidaksambungan alat transportasi, masyarakat beralih ke sepeda motor. Alat transportasi publik kurang diminati karena dirasa tidak efektif dan efisien.
Kehadiran Trans Jatim cukup memudahkan perpindahan masyarakat. Khususnya ke lokasi ekonomi daerah metropolitan. Ketika transportasi juga ditopang oleh anggaran pemerintah, tiket terjangkau dan mengurangi kemacetan. Belum lagi efektif dan efisien untuk menghadirkan transportasi yang ramah anak, perempuan, dan semuanya.
Koneksi antar wilayah juga perlu dengan jalan yang mulus dan lancar. Jangan sampai kerusakan jalan menjadi penyebab penghambatan transportasi rakyat. Karenanya, kewajiban pemerintah juga menyiapkan jalan yang baik dan segera memperbaiki jika terdapat kerusakan.
Misi dari Paslon Khofifah-Emil perlu juga dilandasi oleh ideologis yang ditopang dari aqidah Islam. Sebabnya, jika ideologi kapitalisme dijadikan sandaran, maka gagasan yang ada hanya tambal sulam tidak menyelesaikan problem secara mendasar. Inilah esensi dalam pemerintahan ke depan untuk menghadirkan Jawa Timur sebagai bagian wilayah penuh berkah.
0 Komentar