Home

Elon Musk membahas soal Khilafah dihadapan ribuan undangan dalam agenda yang besar, agenda yang gak main-main yakni konferensi pemimpin negara-negara pemerintahan dunia atau KTT Pemerintahan Dunia dengan tema "Membentuk Pemerintah-Pemerintah Masa Depan” yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 13 dan 14 Februari kemarin. Ia mengatakan bahwa “Jika Anda melihat naik turunnya peradaban sepanjang sejarah, peradaban telah bangkit dan jatuh, tetapi itu tidak berarti malapetaka umat manusia secara keseluruhan, karena mereka telah diberikan semua peradaban terpisah yang dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh, Musk juga mencontohkan terkait sejarah jatuhnya Roma sementara umat Islam bangkit dengan ke-Khilafahan-nya sebagai contoh peradaban yang menghasilkan pelestarian pengetahuan dan kemajuan ilmiah. "Ketika Roma runtuh, Islam bangkit, Anda memiliki kekhalifahan yang baik sementara Roma buruk. Dan itu akhirnya menjadi sumber pelestarian pengetahuan dan banyak kemajuan ilmiah," katanya dikutip dari foxbussines.com. CEO Tesla ini berani mengatakan kata 'Khilafah' dihadapan ribuan undangan dari berbagai negara tersebut bahkan memuji kemajuan peradaban ketika khilafah tegak pada masa lalu. Dari sini kita sebagai muslim seharusnya malu, seorang Atheis saja memuji kemajuan peradaban Islam, kenapa malah ada dari segolongan kita justru enggan serta menghadang orang yang memperjuangannya, mempersekusi orang yang mendakwahkannya dan juga menolaknya, dengan alasan takut negaranya nanti berperang, terpecah belah atau alasan yang konyol lainnya, ini justru menampakkan kejumudan kita dan kelemahan kita, kalau kita tidak percaya diri dengan ajaran agama kita berarti memang perlu dibenahi iman kita, agar bisa kembali lagi kejalan yang lurus. www.pojokkota.com

Ternyata Cuma 267 Suara yang Setuju IKNUS(antara)

Catatan Sore, 18/01/22



Oleh : Ferry Is Mirza (FIM), wartawan senior


Saat DPR melakukan rapat paripurna mengesahkan UU Ibu Kota Nusantara (IKNUS) tahukah berapa sebenarnya suara yang setuju ? Berapa yang hadir ? 


Menurut data ada dari 575 anggota DPR, cuma 77 fisik hadir, 190 online, sisanya izin, hingga total 305. Bukan main. 


Ini artinya, di luar yag izin, entahlah apa maksudnya, hanya 267 saja yang ada saat UU IKNUS ini disahkan.


Entah kemana sisanya. Jangan-jangan mereka tidak peduli. 'Bodo amat', yang penting duit rapat, reses, tunjangan, dan lain lain sudah masuk kantong. 


Inilah realitas, wahai penduduk Indonesia. Dan orang orang macam ini disuruh membuat UU berkualitas ?  


Disuruh hadir rapat paripurna, yang bisa online saja mereka tidak bisa. Padahal apa susahnya tinggal klik, klik, klik.


Lima tahun terakhir, proses pembuatan UU oleh DPR potong kompas. Contoh, UU KPK, Cipta Kerja, BRIN, dan sebagainya, hanya 'seremonial' saja. Ketuk palu. Sah sah sah. 


Anak TK saja bisa lebih tertib soal masuk sekolah dibanding anggota DPR masuk ke gedung Senayan. #fim-apakataanakSD

Posting Komentar

0 Komentar